Selasa, 15 Februari 2011

Mandiri & Kreatif Kunci Keberhasilan Murni

Mandiri & Kreatif Kunci Keberhasilan Murni

oleh Kaka's Generasi Muda pada 15 Februari 2011 jam 11:07
Beberapa minggu yg lalu saya mengikuti sebuah seminar di kantor walikota Jakarta Utara tentang "?????"(saya lupa :D hehehe). Di seminar tersebut, ada satu dari sekian banyak pembahasan yg menurut saya paling menarik, yaitu "Mandiri & Kreatif Adalah Kunci Keberhasilan". Entah siapa sang trainernya karena saya lupa. Tapi berkatnyalah saya dapat terinspirasi & termotivasi.

Seorang yg telah berhasil pasti pernah mengalami kesusahan dalam menjalani usahanya, betul ?. Maka setiap individu yg bersangkutan harus wajib menghadapi rintangan demi rintangan yg menerpanya. Tidak menutup kemungkinan bahwa individu tersebut dapat jatuh dan terjatuh lagi hingga tak mampu berdiri. Layaknya orang hebat yg mampu mengalahkan apa yg menghalanginya maka orang yg berhasil juga merupakan orang hebat.

Sejatinya keberhasilan yg murni berawal dari kemandirian. Betapa bangganya apabila kemandirian kitalah yg mampu mengalahkan rintangan2 yg menerpa kita. Kemandirian bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, akan tetapi kemandirian adalah bagaimana menyikapi masalah dengan cara/tangan kita, bukan dengan tangan orang lain.

Setiap individu adalah manusia yg cerdas, dan manusia yg cerdas mampu berfikir kreatif. Tidak hanya otak yg bekerja, tetapi tangan2 terampilnya pun mampu bekerja maksimal. Alhasil buah dari kreativitasnya mampu menjadi solusi bagi masalahnya dalam berusaha. Seperti yg sudah dijelaskan dari awal bahwa "setiap individu yg bersangkutan harus wajib menghadapi rintangan demi rintangan yg menerpanya", prinsip ini dapat diterapkan apabila ingin mencapai keberhasilan.

Artikel ini memang lebih cenderung berguna bagi para wirausaha. Tetapi akan lebih baiknya apabila para pembaca mampu mengambil intisari/maknanya.

Terima kasih, kurang atau lebihnya mohon maaf.
Arigatoo gozaimasu :)

Ditulis oleh : Eka Setiawan

Meter Demi Meter Yang Dipaksakan

Meter Demi Meter Yang Dipaksakan

oleh Kaka's Generasi Muda pada 09 Februari 2011 jam 21:52
"sekali nge'gas, dua tiga mobil terlampaui", kata pepatah yg di plesetkan.

Dahulu, populasi kendaraan bermotor sangat minim. Terlebih kondisi jalan yg juga tidak mendukung. Tetapi, waktu demi waktu menunjukkan peningkatan tajam pada populasi kendaraan bermotor. Bayangkan, di Jakarta populasi kendaraan bermotor lebih tinggi dibandingkan dengan populasi manusia. Sehingga, peningkatan tajam tersebut menimbulkan efek yg negatif bagi tata ruang. Why ? Karena semakin melonjaknya peredaran kendaraan bermotor, maka semakin sempit pergerakan kendaraan dijalan. Akibatnya : terjadi kemacetan, tindak kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, polusi udara, dll.

Kemacetan merupakan hal yg paling sering terjadi, terutama di kota2 besar. Hal ini dapat memicu dampak2 lain yg jelas merugikan. Terutama, rugi waktu. Karena para pengendara ingin lebih cepat sampai ke tempat tujuan, maka cara apapun dipakai. Seperti misalnya :
1. Lewat jalan tikus (gangan)
2. Memotong lajur arah yg berlawanan
3. Lewat jalan tol
4. Dll

Walaupun ketiga cara tersebut cukup efektif, tetapi sama saja, ujung2nya juga macet. Maka cara paling ampuh ketika menghadapi macet adalah "memaksakan celah sempit untuk melaju meter demi meter agar tidak terpaku dijalan". Wah bahaya dong, bagaimana kalau pengendara motor terjepit diantara mobil besar ? Jawabannya, "resiko". Bagaimana kalau saling bergesekan antar kendaraan sehingga membuat lecet/rusak ? Jawabannya, "resiko, jangan marah, itu mah udah biasa". Pantas saja apabila mobil angkutan umum di Jakarta (khususnya) itu "rombeng, kumel, baret2, bobrok(yg penting ongkosnya murah, hehehehe)".

"Semeter demi semeter, lama2 menjadi kilometer", kata pepatah yg di pelesetkan.
Hahahahaha ^_^

Ditulis oleh : Eka Setiawan

Somalia, Negri Para Panglima Perang

Somalia, Negri Para Panglima Perang

oleh Kaka's Generasi Muda pada 06 Februari 2011 jam 23:50
Somalia, salah satu negara di kawasan Afrika yang sangat menarik. Bukan karena wisatanya, atau kulinernya, atau kebudayaannya yg terkenal. Terus apanya yg menarik ?
Berikut saya berikan penjelasannya.
Tentang Somalia, tahukah anda bahwa ternyata dinegara ini tidak dikenal adanya pemerintahan pusat (presiden). Mengapa ? "karena 16 tahun terakhir di Somalia sedang terjadi perang berebut kekuasaan, sehingga penegakkan peraturan hanya bersifat golongan yg diatur oleh pemimpin golongan itu sendiri". Wa wa wa waaaaduuuuh, mana rasa persatuannya ?. Bagi mereka, solid hanya berlaku didalam ras/golongan yg mereka dukung.

Dengan tidak berlakunya pemerintahan pusat (presiden), maka tidak dapat dipungkiri bahwa selalu terjadi peperangan antar massa golongan. Kondisi seperti ini sangat tidak tentram, dimana sering terjadi penjarahan, pembunuhan, penculikan, bahkan saling tembak-menembak.

Bagi para penduduk disana, mempunyai senjata api hukumnya wajib. Karena dengan alasan untuk bertahan/membela diri. Yah, memang sangat menakutkan berada disana, inilah negeri para panglima perang. Dimana genderang perang selalu ditabuhkan. Tak peduli anak2 atau wanita, dan setiap para lelaki adalah pejuang.

Dengan atmosfer yg sangat mencekam selama belasan tahun, maka negara ini tidak dapat berkembang dan sangat terisolir dari sentuhan global. Dan kini bagi orang Eropa & Amerika, wilayah ini merupakan zona 5/zona hitam yg dilarang untuk dimasuki. Karena kondisi negara tersebut sangat berbahaya. Bagi orang asing/luar, bisa bertahan sehari saja disana dapat dikatakan beruntung. Karena biasanya yg sering menjadi korban penculikkan adalah para orang asing. Dan mereka akan meminta tebusan sesuai "berat" tubuh korban dikalikan sejumlah uang.

Itu baru didaratannya, bagaimana kalau orang Somalia berada dilaut ?

Temukan jawabannya...

Ditulis oleh : Eka Setiawan
@ TV ONE

Gagal,,, Membuat Maju Atau Mundur ?

Gagal,,, Membuat Maju Atau Mundur ?

oleh Kaka's Generasi Muda pada 05 Februari 2011 jam 7:16
Gagal ? Ada yang mau ? Hello "para generasi muda", lets read my article.
Gagal, sebuah kata yang kurang enak dibaca. Karena semua orang tidak ada yg mau "gagal". Sayapun juga tidak mau. Dibaca saja sudah tidak enak, apalagi dirasakan. "Oh No" (dalam benak kalian).

Tetapi kata ini merupakan kata yg sangat dahsyat. Dimana jatuh bangun seseorang disebabkan karena "kegagalan". Terkesan menakutkan, sehingga banyak orang yg mencoba menghindarinya. Sebenarnya ini adalah ujian mental. Yg dimana kegagalan menjadi ujian terberat ketika semangat berkobar. Tentu bagi yg lemah mentalnya, semangat yg tadinya berkobar itu akan padam dan dapat menimbulkan gebrakan mental yg keras. Siapa sangka, kegagalan dapat merenggut nyawa. Seperti depresi atau frustrasi yg akhirnya berujung bunuh diri.

Nah, ini dia paragraf positifnya. Kenapa mesti takut gagal ? Kegagalan bukan untuk dihindari, tapi dihadapi.
Kegagalan dapat membuat naik atau turunnya mental individu. "Apabila kegagalan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka ia akan terima hasil baiknya. Apabila kegagalan hanya diratapi, maka ia akan terima hasil buruknya", my perspective. Kegagalan dapat membuat naik mental seseorang dengan cara :
1. Mempelajarinya dengan kepala dingin.
2. Menerapkan perbaikannya di kesempatan selanjutnya.
3. Berfikir positif dan selalu yakin atas kerja kerasnya.
Dengan ketiga hal itu, maka akan diperoleh motivasi.
Yg tidak harus dilakukan saat mengalami kegagalan adalah :
1. Meratapi dan mengeluhkannya terus-menerus.
2. Tidak ada usaha lanjutan dari kegagalannya.
3. Berfikir negatif dan menyerah.
Nah, ketiga hal inilah yg dapat menurunkan mental seseorang. Maka seseorang tersebut dengan keputus asaannya dalam usahanya akan terhenti di tengah perjuangan.

Nah, buat kalian para generasi muda. Jadikan kegagalan awal dari kesuksesan. Karena kesuksesan tidak bisa diraih secara langsung, tetapi bertahap. Lewati rintangan untuk menggapai masa depan...

Ditulis oleh : Eka Setiawan

Cara Mandiri Menemukan Jati Diri ?

Cara Mandiri Menemukan Jati Diri ?

oleh Kaka's Generasi Muda pada 03 Februari 2011 jam 23:12
"Darah muda, darahnya para remaja... Yang slalu merasa gagah, tak pernah mau mengalah", by Hj. Rhoma Irama.

Darah muda, hahaha, keren. Pemuda/remaja sejatinya adalah sosok insan yang bermental baja. Why why ? Karena di masa2 inilah seorang insan harus belajar dari kesalahan, kesusahan, dan kekecewaan. Sepanjang masa transisi dari anak2 menuju dewasa, inilah masa yg paling menentukan. Masa2 dimana seorang remaja harus menempuh hidup dengan cara mencari jati dirinya. Tidak mudah, seseorang remaja harus mencarinya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Ia harus mampu menentukan mana yg terbaik buatnya dan hidupnya, bukan orang lain yg menentukannya.

Apa kalian sudah menemukan jati diri kalian ?
Jati diri tidak hanya dilihat dari sifat, sikap, ataupun status. Tetapi jati diri yg sebenarnya berarti luas dalam segi kehidupan, seperti : cara berpakaian, berbicara, kesukaan, minat, hobby, kebiasaan, bahkan dapat melalui aktivitas. Tapi sebagian besar dari remaja belum tahu tentang jati dirinya.
Oke, berikut cara mandiri untuk mencari jati diri di masa remaja :
1. Tentukan sesuai dengan kebutuhanmu, misalnya kamu remaja yg tidak percaya diri maka kamu menggunakan topi agar nyaman bila di lingkungan sosial.
2. Tentukan sesuai dengan hidup/duniamu, misalnya seorang anak broken home, ia menjadi sosok remaja yg penuh kebebasan dan selalu mencari kesenangan utk menghindari depresinya.
3. Tentukan sesuai dengan kebutuhan pihak lain, misalnya, keluargamu melarang kamu bergaul, maka akan terbentuk didirimu menjadi sosok pribadi yg kuper(kurang pergaulan)
4. Dll.

Nah, yg paling penting bagi remaja adalah berfikir positif agar kelak dapat dengan mudah menemukan jati dirinya yg positif/baik. Dan jangan lupa juga untuk menyaring segala pengaruh yg dapat ditularkan dari pihak lain. Jangan sampai pengaruh negatif masuk meracuni jati diri anda.

Terima kasih

Ditulis oleh : Eka Setiawan

Ngantuk Bikin Sial

Ngantuk Bikin Sial

oleh Kaka's Generasi Muda pada 03 Februari 2011 jam 19:11
Saat duduk-duduk..
Mata rada ngantuk..
Pala ngangguk-ngangguk..
Rasa lelah kian merasuk...

Ku sadarkan diri..
Langsung cuci muka dikamar mandi..
Aku kepleset..
Pala masuk kedalam kloset...

Pala jadi puyeng..
Jalan pun jadi meleng..
Nabrak ke tembok..
Pala benjol kaya kegetok...

Coba jalan lagi..
Tapi pelan sekali..
Engga pake lari..
Nanti jatuh/nabrak mengulangi...

Created By : Eka Setiawan

Landasan Pacu Kehidupan

Landasan Pacu Kehidupan

oleh Kaka's Generasi Muda pada 27 Januari 2011 jam 20:50
Aku bukan Mahapatih Gadjah Mada yg mampu menaklukkan Nusantara. Aku bukan si Pitung yg berjiwa besar menyantuni rakyat. Aku juga bukan Sultan Hasanuddin "Si Ayam Jantan Dari Timur" yg disegani & ditakuti penjajah. Dan aku juga bukan Ir. Soekarno sang penyatu perbedaan di negeri ini. Tapi aku adalah aku. Aku manusia biasa yg lemah. Tapi satu yg membuatku kuat, yaitu "keyakinan". Keyakinan agamaku, keyakinan kemampuanku, keyakinan jalan fikiranku, dan seluruh keyakinan teraplikasikan dalam hidupku.

Hidup tak seperti teori. Tapi yg mewakili untuk menuntun kita adalah naluri. Kuat atau lemahnya seseorang tergantung iman(keyakinan/kepercayaan). Baik atau buruknya seseorang tergantung taqwa.

Ditulis oleh : Eka Setiawan

Anak Kecil,,, Cita-cita besar !!!

Anak Kecil,,, Cita-cita besar !!!

oleh Kaka's Generasi Muda pada 26 Januari 2011 jam 16:02
Pernahkan kalian coba tanyakan kepada anak kecil seperti ini, "apa cita2mu ?" ada yang menjawab "abri", ada juga "dokter" bahkan "presiden". Mungkin bagi sebagian orang pertanyaan ini tidak berarti apa2. Tapi cobalah mencerna lebih luas & lebih dalam. "kenapa saya mempermasalahkan hal itu ?", jawabannya ada disini...

Anak kecil, sosok yang masih sangat labil. Ketika mereka menyebutkan cita2 yang tinggi, sudah menunjukan betapa besarnya rasa optimisme pada jalan fikiran mereka. "kenapa perlu dibahas, anak kecil memang seperti itu", kalimat inilah yg kadang terlontar dari mulut orang dewasa. Seakan-akan hanya menganggapnya angin lalu.

Itulah yang membedakan antara anak kecil dan orang dewasa. Anak kecil, sosok yg baru melihat dunia seakan hidup ini indah, itulah yg slalu menimbulkan rasa optimis yg sangat tinggi. Orang dewasa, sudah menjalani hidup penuh pengalaman yg membuat jalan fikiran mereka sangat pesimis. Orang dewasa selalu merasa bahwa yang ada didepannya hanyalah kesempatan kosong. "Kenapa ?" mereka takut gagal.

Nah, pesan pembahasan berikut berkesimpulan bahwa kita sebagai orang yg lebih tua harus bisa menerima/belajar dari anak kecil yg notabennya tidak tahu apa2. "Belajar apa ?" belajar menanamkan sikap/sifat optimis, dan jangan pernah selalu berfikir bahwa kita sudah telat, sehingga kesempatan2 yg diujung jalan menjadi semakin jauh dihidup kita.

"Kita tidak perlu belajar dari anak kecil, tapi hanya untuk mengingatkan bahwa kita pernah kecil"

ditulis oleh : Eka Setiawan

Google VS Otak

Google VS Otak

oleh Kaka's Generasi Muda pada 24 Januari 2011 jam 13:57
"GOOGLE" ?
Apa yg anda butuhkan ketika anda membuka google ?

Pernahkah anda menyadari bahwa "software google terilhami dari cara kerja otak kita" ?
Nah, saat ini anda mungkin sedang berfikir-fikir apa persamaannya ?
Mari kita ungkap...

Andaikan jika saya bicara kata "burung", jika anda mendengar/membacanya maka otak anda langsung bekerja mencari "tentang burung". Misalnya tiba2 di benak anda berkecamuk sejumlah informasi/gambaran tentang burung, yaitu : dapat terbang, berkicau, mempunyai sayap, bahkan sory2 aja kalau otaknya lagi ngeres yg timbul dibenak adalah burungnya sendiri(hahahahaha :D). Atau saya tuliskan/ucapkan "biologi", maka otak anda secara tidak sadar langsung mensearchingnya. Hingga sejumlah informasi/gambaran mulai berkecamuk diotak anda, seperti : ilmu tentang makhluk hidup, ilmu pengetahuan alam, bahkan gambaran2nya pun dapat terlihat di imajinasi kita.

Nah, kesimpulannya : "kalau mau cari informasi/pengetahuan, tidak perlu harus lewat google. Kita makhluk sempurna yg mempunyai akal untuk berfikir, biasakanlah mencoba menggunakan perspektifmu sendiri. Coba kalian fikir, siapa yg membuat informasi/pengetahuan di google ? Manusia juga kan. Kecuali jika memang informasi/pengetahuan itu bersifat khusus, seperti informasi ter'update atau pengetahuan yg tidak kita kuasai.

Ditulis oleh : Eka Setiawan