Senin, 16 Mei 2011

12-13 Mei 1998

12-13 Mei 1998

oleh Kaka Setiawan pada 14 Mei 2011 jam 11:15
Ada yang tahu tentang peristiwa pada tanggal 12-13 Mei 1998 ?

12-13 Mei 1998 merupakan hari yang sangat bersejarah dan takkan pernah terlupakan bagi bangsa Indonesia. Hari dan waktu dimana Ibu Pertiwi berduka dan Ibukota menggila. Sebuah peristiwa yang bila diingat membuat kita sejenak merenung. Inilah revolusi bangsa Indonesia.

Lengsernya Almarhum Soeharto
sudah 13 tahun kita mengenang peristiwa itu. Tapi tak banyak yang peduli dan merenungi kesalahan yang telah berlalu.

Berawal dari unjuk rasa yang dilakukan besar-besaran oleh para mahasiswa(Tri Sakti). Dan akhirnya berbuntut anarkis massal oleh para aparat negara dan juga masyarakat. Karena pada saat rezim Almarhum Soeharto, siapa yang menentang negara akan disingkirkan. Terhitung ribuan orang tewas dalam peristiwa tersebut. Akhirnya masyarakat mengamuk. Penjarahan (perampokkan), pemerkosaan, pembakaran, pengerusakan, dll, dilakukan secara massal. Dan yang lebih menyesakkan dada, kelakuan itu hanya dikorbankan kepada masyarakat Tionghoa. Diskriminasi massal dari masyarakat pribumi. Karena menurut kabar yang beredar, Almarhum Soeharto adalah keturunan Tionghoa. Maka dari itu Almarhum Soeharto memerdekakan masyarakat Tionghoa pada era rezimnya. Tertujulah masyarakat Tionghoa menjadi pelampiasan kemarahan masyarakat pribumi.
Saat kemarahan masyarakat semakin tak terbendung. Ditengah-tengah waktu yang mencekam, akhirnya Almarhum Soeharto mengundurkan diri dari kursi jabatannya yang telah ia duduki selama lebih dari 30 tahun. Dan jabatan tersebut sementara dipegang oleh wakilnya(wapres), B J Habibi.

Akhirnya anarkis meredam, tapi menyisakan luka mendalam...

Namun, yang berlalu jadikanlah pelajaran untuk kita. Kemarin baru saja kita memperingati hari tersebut. Dan hampir saja terulang kembali, tapi aksi unjuk rasa anarkis tersebut dari Univ. Kristen Indonesia (UKI).

Semoga tidak terulang...


Ditulis oleh : Eka Setiawan

Penghijauan


Penghijauan

oleh Kaka Setiawan pada 11 Mei 2011 jam 21:11
Saat ini kira-kira 30 % paru-paru dunia berada di Indonesia. Negeri nan indah layaknya surga dunia ini ternyata juga merupakan salah satu dari negara penghasil polusi terbesar didunia. Terkesan seimbang. Tetapi semakin berkembangnya Indonesia, tentu konsekuensinya adalah lahan hijau yang harus dibabat. Memang perjudian besar, antara kesegaran bernafas atau kepraktisan fasilitas. Kita sudah memilih dan kini menanggung resikonya.
Tapi apakah ada jalan untuk mengembalikannya ?


Penghijauan, adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melestarikan atau memperbaiki lingkungan yang telah rusak dengan cara penanaman pohon. Ini merupakan cara paling umum, paling praktis dan paling murah untuk dipilih. Agar penghijauan dapat berjalan dengan lancar, pastinya butuh lahan. Andaikan setiap rumah menyisihkan setengah dari luas lahannya untuk penghijauan, tentunya akan tercipta keseimbangan.


Manfaat tumbuh-tumbuhan :

1. Karena tumbuhan menyerap gas C02 (karbondioksida) untuk melakukan fotosintesis, dan menghasilkan 02 (oksigen). Semakin banyak tumbuh2an, maka semakin banyak juga persediaan oksigen dan berkurangnya gas racun karbondioksida.
2. Menyehatkan pandangan. Zat hijau daun pada tumbuhan merupakan terapi mata bagi yang mengalami masalah penglihatan (rabun)
3. Akarnya yang kuat dan serabut mampu menahan tanah agar tidak longsor.
4. Menyerap air hujan.
5. Melancarkan pernapasan. Karena tumbuh2an mengeluarkan oksigen sehingga tempat disekitarnya dipenuhi persediaan oksigen yang berlimpah dan segar bila terhirup.
6. Dll.


Semudah apapun tindakan yang harus di perbuat, semua selalu berawal dari niat, berlanjut ke usaha/doa, dan berakhir dengan hasil...

Ditulis oleh : Eka Setiawan
http://layarkacaku.blogspot.com/