12-13 Mei 1998
oleh Kaka Setiawan pada 14 Mei 2011 jam 11:15
12-13 Mei 1998 merupakan hari yang sangat bersejarah dan takkan pernah terlupakan bagi bangsa Indonesia. Hari dan waktu dimana Ibu Pertiwi berduka dan Ibukota menggila. Sebuah peristiwa yang bila diingat membuat kita sejenak merenung. Inilah revolusi bangsa Indonesia.
Lengsernya Almarhum Soeharto
sudah 13 tahun kita mengenang peristiwa itu. Tapi tak banyak yang peduli dan merenungi kesalahan yang telah berlalu.
Berawal dari unjuk rasa yang dilakukan besar-besaran oleh para mahasiswa(Tri Sakti). Dan akhirnya berbuntut anarkis massal oleh para aparat negara dan juga masyarakat. Karena pada saat rezim Almarhum Soeharto, siapa yang menentang negara akan disingkirkan. Terhitung ribuan orang tewas dalam peristiwa tersebut. Akhirnya masyarakat mengamuk. Penjarahan (perampokkan), pemerkosaan, pembakaran, pengerusakan, dll, dilakukan secara massal. Dan yang lebih menyesakkan dada, kelakuan itu hanya dikorbankan kepada masyarakat Tionghoa. Diskriminasi massal dari masyarakat pribumi. Karena menurut kabar yang beredar, Almarhum Soeharto adalah keturunan Tionghoa. Maka dari itu Almarhum Soeharto memerdekakan masyarakat Tionghoa pada era rezimnya. Tertujulah masyarakat Tionghoa menjadi pelampiasan kemarahan masyarakat pribumi.
Saat kemarahan masyarakat semakin tak terbendung. Ditengah-tengah waktu yang mencekam, akhirnya Almarhum Soeharto mengundurkan diri dari kursi jabatannya yang telah ia duduki selama lebih dari 30 tahun. Dan jabatan tersebut sementara dipegang oleh wakilnya(wapres), B J Habibi.
Akhirnya anarkis meredam, tapi menyisakan luka mendalam...
Namun, yang berlalu jadikanlah pelajaran untuk kita. Kemarin baru saja kita memperingati hari tersebut. Dan hampir saja terulang kembali, tapi aksi unjuk rasa anarkis tersebut dari Univ. Kristen Indonesia (UKI).
Semoga tidak terulang...
Ditulis oleh : Eka Setiawan
0 komentar:
Posting Komentar