Sabtu, 08 Februari 2014

Ali, Mencari Jawaban

Tiba-tiba Ali pergi meninggalkan ruang aula di villa tersebut setelah menerima sertifikat beasiswa keluar negeri dihadapan para siswa satu sekolah. Entah apa yang membuatnya pergi, apakah ada keperluan khusus atau sekedar menghindar dari keramaian ini. Rasa penasaran menggelitik pikiranku. Langsung saja aku pergi membuntutinya diam-diam.

Malam itu sekolahku sedang mengadakan acara perpisahan kelas 12 di Villa kawasan Puncak. Salah satu kegiatannya adalah sambutan-sambutan dan wejangan-wejangan tidak jelas ala staf-staf sekolah. Itu yang membuat para siswa merasa jenuh. Tapi, menurut jadwal kegiatan, akan ada penyerahan hadiah berupa beasiswa kuliah keluar negeri untuk pemegang nilai UAN tertinggi diantara para siswa, dan siswa itu telah dipublikasikan namanya sebelum kegiatan ini berlangsung. Ali temanku, ialah siswa berprestasi itu.

"Kenapa lu buntutin gua ?", tanyanya kepadaku sambil membalikkan badan.
"Oh, ternyata aku tertangkap basah", ujarku dalam hati.
"lu mau kemana ?"
"ditanya kok malah balik nanya. Gua mau keatas puncak sana"
"ngapain ?"
Ali mengabaikan pertanyaanku dan pergi begitu saja. Dialah orang paling misterius yang aku kenal. Tanpa pikir panjang, aku terus mengikutinya.

Aku melihat dia duduk merebahkan kakinya dibawah hamparan langit. "oh, mungkin ini kebiasaannya", pikirku. Langsung saja aku mendekatinya dan duduk disampingnya.
"lu suka memandangi langit ya ?", tanyaku membuka suasana.
"engga"
"terus ngapain lu disini ?"
"duduk"

Jawabannya yang singkat itu membuatku sedikit kesal. Mungkin dia tidak terbiasa bergaul.

"oya... Selamat ya, lu dapat beasiswa keluar negeri. Gua harap, lu ga lupa sama gua kalo udah sukses nanti", kataku seraya melontarkan senyum sambil menepuk pundaknya.
"iya"
"oya, kenapa lu tadi pergi gitu aja dari villa ?"
"kenapa lu peduli ?"
"lho, jelas dong, lu kan teman gua"
"thanks udah menganggap gua teman"
"sama-sama"

"Entah kenapa aku menjadi merasa ada yang berbeda dengan sikapnya yang selama ini kuperhatikan. Tapi, apa yang berbeda ? Aku harus mencari jawabannya", lirihku dalam hati.

"gua tadi pergi karena kepala sekolah mulai membicarakan suatu hal tentang orang tua, dan itu yang membuat gua merasa menjadi anak yang tuli", ujarnya mengungkapkan keluh kesah.
"maksudnya ?"
Lagi-lagi dia mengabaikan pertanyaanku dan membuka tasnya. Dikeluarkannya Sunrise, jenis miras yang tergolong miras oplosan secara manual alias dicampur sendiri. Merupakan percampuran antara Vodka, Kratingdaeng, Green Sand dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Wah, sangat memabukkan minuman yang cukup mahal ini. Lalu dia meminumnya seperti orang kehausan.

Awalnya aku membiarkannya, mungkin itu caranya agar bisa tenang. Tetapi, rasa kepedulianku tak bisa tertahan melihat temanku menenangkan diri dengan cara yang salah, bahkan bukannya tenang, dia malah terbatuk-batuk mengeluarkan darah.
"weh Li, udah, cukup...!", bentakku seraya mengambil mirasnya.
"weh Ka, sini kembaliin ga...!"
"Istighfar Li, masa depan lu cerah. Ngapain lu hancurin tubuh lu dengan beginian. Inget orang tua lu Li dirumah...!"
"itu yang lu ga tau...!"
"ga tau apa...?!"

Untuk kesekian kalinya dia tidak menjawab pertanyaanku. Secara cepat dia langsung memukul wajahku dan merebut minumannya kembali. Aku yang tidak terima dipukul olehnya langsung saja kubalas pukulannya. Akhirnya kami berdua lepas kontrol dan terjadi baku hantam diantara kita. Akhirnya aku berhasil menundukannya walaupun sulit, dan juga mungkin berkat bantuan Sunrise yang telah memabukannya.
Aku langsung tersadar. "Aargh... Dia temanku, apa yang telah aku la..kukan", gumamku dalam hati.
"hahaha... Ayo pukul, pukul lagi. Kalian semua ga pernah ngerti penderitaan gua selama ini...!", ujarnya sambil nafasnya terengah-engah.
Aku mulai berusaha mengalah dan melepaskannya. Menurutku, percuma menanggapi orang yang sedang dilanda mabuk.
Dia lantas berdiri dengan sempoyongan dan berkata, "coba lu kasih tau ke gua gimana caranya menyembuhkan luka dihati ini...", sambil menunjukku dan menepuk dadanya.
Terpaksa aku menanggapinya, "berserah dirilah sama Allah, Dia Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya"

"hahaha..."
"Ya Allah, perkenalkan, aku Ali, si anak haram...! Apa Kau tahu masalahku ? Apa Kau tahu solusinya ? Engkau dimana ? Aku disini bertanya pada-Mu... Lihat bocah-bocah disana, sejak kecil dibelai mesra orang tua mereka hingga tumbuh dengan bahagia. Kenapa aku tidak ?!", lanjutnya tak karuan.
"ya Allah, Engkau lihat kan sertifikat ini...", sambil memegang dan menunjuk lembaran sertifikatnya.
"aku ga butuh ini...!", dirobek dan dibuangnya sertifikat itu.
"tunjukan padaku siapa kedua malaikat duniaku yang telah menelantarkanku...! Temukanlah aku dengan mereka...!"
Terus dan berkali-kali dia mengoceh memandangi langit dengan berdiri agak sempoyongan.
Aku kini baru mengetahui permasalahanya yang sebenarnya. Akupun hanya terdiam merenung dan entah mengapa aku sangat menjadi larut dalam lukanya.

Tiba-tiba petir bersambaran.
"oh ya Allah, Engkau menjawab pertanyaanku...", ujar Ali bahagia sambil menengadahkan kedua tangannya keatas langit.

Seketika petir menyambarnya, "duarrrrrrrrrrrr...!!!"

Aku tercengang, "Aliiiiiiiiii..!!!."

***
Saat Pemakaman

"nak..", ujar kakek-kakek tua disampingku.
"iya kek, ada apa ?", jawabku seraya menghapus air mata yang tanpa kusadari mengalir.
"apakah benar bahwa kamu orang terakhir yang bersamanya ?"
Pertanyaan itu mulai mengganggu kesedihanku.
"i..iya kek..."
"siapa namamu ?"
"Kaka..."
"kamu lihatlah nak makam disamping kanan dan kiri makamnya Ali"
"ya, saya lihat, memangnya kenapa ya kek ?"
"dua makam itu merupakan makam kedua orang tua Ali...".
Seketika aku tercengang, ternyata orang yang selama ini Ali cari telah tiada. Dan hal itu sejenak membuat otakku dipenuhi pertanyaan-pertanyaan misterius.
"Boleh tahu siapa kakek sebenarnya ?"
"Saya kakeknya Ali. Ali pernah berkata, orang yang terakhir bersamanya didunia ini merupakan orang yang spesial baginya, dan saya wakilkan penyampaian rasa terima kasihnya itu kepada kamu nak...".
Aku bingung, dan terus menerka-nerka kenapa kakek ini tidak memberitahukan Ali bahwa orang tuanya telah meninggal dunia.
"Kakek tidak memberitahukan Ali tentang hal ini karena permintaan kedua orang tuanya yang meninggal secara tidak terhormat...".
Lagi-lagi kalimatnya menusuk pikiranku. Sejenak aku terdiam lagi seraya menerka-nerka.
"Maksudnya Kek ?"
Tiba-tiba Kakek-Kakek itu telah menghilang dari sekelilingku.

Lagi-lagi, mereka keluarga yang sangat misterius...

Created By : ES
Jakarta, 01 Maret 2012

Jumat, 03 Februari 2012

" Tentang : Sekolah Alam Tunas Mulia, Bantargebang-Bekasi"


" Tentang : Sekolah Alam Tunas Mulia, Bantargebang-Bekasi"


Ada setitik harapan di lembah gunung sampah..
Ada wangi semangat yang terhirup disemerbaknya aroma limbah..
Ada, Tunas Mulia memulung ilmu..
Benar, mereka mengais puzle mimpi itu..

_________________________


Bantargebang, identik dengan sampah dan limbah yang menggunung. Ya, tempat pembuangan akhir sampah dari wilayah Jabodetabek ini memang sangat tenar di mata atau telinga kita.

Tepat di kelurahan Sumur Batu - Bantargebang, ada suatu hal yang sangat menarik rasa penasaran dan keingintahuan kita. Sekolah Alam Tunas Mulia, begitulah namanya. Sekolah yang berdiri sejak tahun 2006 ini dibangun ditanah wakaf seluah 5.000 meter. Sekolah Alam Tunas Mulia bukanlah sekolah yang berdiri secara resmi, melainkan sekolah yang didirikan secara sukarela oleh Bapak Nadam dan Ibu Widiyanti sebagai wadah pendidikan bagi para anak-anak dari keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anaknya.

Mayoritas murid-murid disana merupakan pekerja pemulung yang membantu orang tuanya. Ketidakmampuan perekonomian orang tua mereka membuat anak-anak disana tidak dapat menikmati jenjang pendidikan yang layak. Bahkan anak-anak yang seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain dan belajar, mereka harus turut serta terjun langsung ke gunung sampah untuk mengais rezeki. Bukan hal yang aneh bila sebelum ada sekolah tersebut, anak-anak itu tidak bisa membaca, menulis, bahkan minim ilmu agamanya. Sangat miris, ditengah kemajuan zaman kita masih mendengar bahkan menyaksikan generasi muda Indonesia tidak bisa turut berkompetisi di era globalisasi ini.

Seiring berjalannya waktu, hal tersebut mulai terekspose dan menggerakkan kepedulian beberapa orang. Dan kepedulian mereka berbuah manis, hingga saat ini sekolah tersebut berkembang pesat. Itu terbukti dari antusias para anak-anak disana untuk menimba ilmu disekolah tersebut. Tetapi semakin banyaknya murid-murid Sekolah Alam Tunas Mulia, tidak jarang relawan pengajar menjadi kewalahan menanganinya. Dikarenakan jenjang pendidikan di sekolah tersebut yang bervariasi, dari mulai TK, SD, hingga SMP. Yang membuat anak-anak itu semakin bersemangat adalah karena setiap dari mereka yang berkemauan keras dalam belajar dan berprestasi, pengurus tidak segan mengeluarkan dana agar murid tersebut dapat mengikuti ujian paket, sehingga dapat memperoleh ijazah yang diakui.

Dari pagi hingga siang hari, anak-anak murid Sekolah Alam Tunas Mulia mengisi waktunya untuk membantu orang tuanya bekerja memulung sampah. Lalu sekitar jam 12 siang, mereka bergegas datang dengan semangat menuntut ilmu ke Sekolah Alam Tunas Mulia untuk belajar hingga sore hari. Sungguh semangat dan usaha yang sangat jarang kita temui diantara pelajar-pelajar sekolah resmi.

Dalam pembangunan dan perkembangannya, Sekolah Alam Tunas Mulia masih banyak membutuhkan bantuan. Bantuan yang dapat diberikan berupa; tenaga pengajar, dana, buku, alat tulis, perlengkapan belajar-mengajar, dll.


_________________________

Tanamlah suatu kebaikan, maka akan berbuah pahala... Insya Allah...

_________________________

Contact Person :
08999268515

Rahasia Shalat Di Awal Waktu

Rahasia Shalat Di Awal Waktu

oleh Kaka Setiawan pada 31 Januari 2012 pukul 17:01
Subhanallah ~ Assalamualaikum Sahabat...

Bismillahirrahmanirrahim

Setiap peralihan waktu sholat sebenarnya menunjukkan perubahan tenaga alam ini yang dapat diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Fenomena perubahan warna alam adalah sesuatu yang tidak asing bagi mereka yang terlibat dalam bidang fotografi.

Waktu Subuh

Pada waktu Subuh alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia berkaitan dengan penawar/rezeki dan komunikasi.Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang- ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki.

Ini karena tenaga alam yaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad yang ada (yang bersamaan anatar ruang dan waktu) - dalam arti kata lain jaga daripada tidur. Disini juga dapat kita gali akan rahasia diperintahkan sholat diawal waktu.Saat azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.

Waktu Dhuhur

Warna alam seterusnya berubah ke warna hijau (isyraq & dhuha) dan kemudian warna kuning menandakan masuknya waktu Dhuhur. Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem pencernaannya. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Dhuhurnya berulang- ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya. Orang yang terkena sakit perut ceria tidak ?

Waktu Ashar

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna oren, yaitu masuknya waktu Ashar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovari dan testis yang merangkumi sistem reproduktif. Rahasia warna oranye ialah kreativiti. Orang yang kerap tertinggal Ashar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Ashar ini jasad dan roh seseorang ini terpisah. Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Ashar ini amat diperlukan oleh organ-organ reproduktif kita.

Waktu Maghrib

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasehatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga karena mereka resonan dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (sholat Maghrib dulu) karena banyak interferens (seperti fatamargana) terjadi pada waktu ini yang boleh menyusahkan mata kita. Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, pada frekuensi otot, saraf dan tulang.

Waktu Isyak

Apabila masuk waktu Isyak, alam berubah ke warna Indigo dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isyak ini menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian di mana frekuensinya bersamaan dengan sistem kontrol otak. Mereka yang kerap ketinggalan Isyaknya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam. Tidur pada waktu ini dipanggil tidur Delta dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam masa istirahat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna putih, merah jambu dan seterusnya ungu di mana adalah bersamaan dengan frekuensi kelenjar pineal, pituitari, talamus dan hipotalamus. Tubuh sepatutnya bangkit kembali pada waktu ini dan dalam Islam waktu ini dipanggil Qiamullail.

Begitulah secara ringkas tentang hubungan waktu sholat dengan warna alam. Manusia kini seharusnya telah sadar akan kepentingan tenaga alam ini dan inilah faktor adanya bermacam- macam kaedah meditasi yang dicipta seperti taichi, qi-gong dan sebagainya. Semuanya dicipta untuk menyerap tenaga-tenaga alam ke sistem tubuh.

Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur kerana telah dikurniakan syariat sholat oleh Allah SWT tanpa perlu kita memikirkan bagaimana hendak menyerap tenaga alam ini. Hakikat ini seharusnya menyadarkan kita bahwa Allah SWT mewajibkan sholat ke atas hambaNya atas sifat pengasih dan penyayang-Nya sebagai pencipta karena Dia tahu hamba-Nya ini sangat memerlukannya...

Smoga bermanfaat dan penuh kebarokahan dari Allah

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#..

Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik..

Aku Menyerah Pak Guru

Aku Menyerah Pak Guru

oleh Kaka Setiawan pada 26 Januari 2012 pukul 16:42
Tiga puluh menit aku di sini, tanpa suara...
Dan aku resah, harus menghitung lama...
Soal matematika...

Mungkin butuh kursus selain disekolah, untuk berubah...
Dan aku benci harus remedial terus...
Dipelajaran ini...

Foto SBY pun tersenyum...
Saat ku hanya diam dan membisu...
Ingin ku maki diriku sendiri...
Yang tak berkutik di depannya...

Reff :
Ada yang lain di soalnya...
Yang membuat otakku pusing tak tertahan...
Banyak angkanya...
Di lembar soalnya...
Dan memaksa diriku untuk bilang, "aku menyerah Pak Guru..."

"aku menyerah Pak Guru..."

Mungkin sabtu nanti, ku pendalaman materi, agarku mengerti...
Dan aku benci harus remedial terus, di pelajaran ini...

Foto Boediono pun tersenyum...
Saat ku hanya diam dan membisu...
Ingin ku maki diriku sendiri...
Yang tak berkutik di depannya...

Reff :
Ada yang lain di soalnya...
Yang membuat otakku pusing tak tertahan...
Banyak angkanya...
Di lembar soalnya...
Seakan memaksa dan terus memaksaku untuk bilang, "aku menyerah Pak Guru..."


By : E.S - di kelas

Inspiration : Jamrud (Pelangi Dimatamu)

Gayus bikin lagu nih, judulnya "Andai Aku Bona Paputungan"

Gayus bikin lagu nih, judulnya "Andai Aku Bona Paputungan"

oleh Kaka Setiawan pada 18 Januari 2012 pukul 23:01
 
 
Sebelas Maret, diriku kabur dari penjara..
Awalku menjalani proses kabur-kaburan..
Hidup dipenjara sangat berat kurasakan..
Badanku kurus karena beban pikiran..

Aku orang yang berduit, punya daya dan segalanya..
Dan bisa berbuat banyak, seperti para koruptor..

Reff :
Andai ku Bona Paputungan..
Yang ga bisa pergi ke Bali..
Semua keinginannya tidak bisa terpenuhi..
Lucunya dinegeri ini hukuman bisa dibeli..
Aku orang yang berduit, kabur dari keadaan..

Tujuh Oktober, ku di giring masuk penjara..
Menghirup udara lapas, lepaskan kegembiraan..
Wahai koruptor dan para sahabatku..
Lakukan yang sepertiku, jangan engkau ngaku salah..

Back to Reff

Biarlah semua menjadi kenangan..
Kenangan yang pahit dalam hidup ini..

Back to Reff

By : Gayus Tambunan Feat E.S

"Welcome To My Home"

"Welcome To My Home"

oleh Kaka Setiawan pada 16 Januari 2012 pukul 21:04
 
     "Welcome to My Home, Sir...", sapa anak-anak berseragam setara TK itu kepada para penumpang pesawat yang baru saja turun dari pesawat, dan kali ini ditujukan kepadaku. "Wah, yes...yes...yes...", jawabku terkagum senang sambil melontarkan senyum kepada mereka.Ternyata hari ini adalah hari kemerdekaan Singapura, pantas saja ada penyambutan seperti ini. Sambil berjalan, sejenak perhatianku tertuju kepada tulisan yang tertera dibaju bagian pundak yang dikenakan anak-anak itu. "WELCOME TO MY HOME", yang artinya selamat datang dirumahku itu mungkin merupakan prinsip warga negara Singapura dan kalimat itu juga yang selalu diucapkan mereka seolah berbangga diri. Ya, siapa yang tidak bangga menjadi warga negara Singapura yang sangat maju ini. Lalu aku mengerutkan dahi yang entah kenapa tiba-tiba terlintas dipikiranku bayangan carut-marutnya negaraku.

***
     Sesampainya diruang tunggu, aku langsung saja memilih tempat duduk yang sekiranya dapat dengan mudah terlihat oleh rekan bisnisku yang akan menjemput dibandara. Tidak jauh dari sudut ruangan ada televisi besar yang volume suaranya juga tak kalah besar dan menggangguku yang sedang ingin beristirahat sejenak. Tiba-tiba terdengar sesuatu yang menggelitik telingaku. Ku lihat acara berita ditelevisi tersebut sedang disiarkan tentang kasus sengketa tanah yang sangat rumit hingga berbuntut pertumpahan darah. Seketika aku terkejut ketika melihat layar televisi tersebut. Beberapa orang memegang spanduk yang bertuliskan, "INDONESIA TANAH AIRKU DAN INDONESIA TUMPAH DARAHKU...". Aku tercengang, lantaran pertumpahan darah itu ternyata terjadi di negaraku tercinta. Aku yang selama ini tidak pulang ke Indonesia karena kesibukanku berkeliling dunia, membuat aku lupa mengupdate berita tentang negaraku. Sejenak aku teringat, tulisan dispanduk itu bukankah prinsip masyarakat Indonesia ?

     Tiba-tiba pikiranku mengulas kejadian sewaktu turun dari pesawat tadi. Pikiranku tertuju pada kalimat, "WELCOME TO MY HOME...". Kini aku mulai larut dalam kalimat sederhana tersebut. Aku mengerti, mungkin yang dimaksud mereka adalah "mereka menganggap Singapura merupakan rumah mereka. Mungkin karena negaranya kecil. Negeri yang miskin sumber daya alamnya tapi mampu mendidik sumber daya manusianya hingga menjadi generasi yang berkualitas. Karena mereka tahu, segala sesuatu yang dimulai dari dalam rumah dengan penghuni yang harmonis akan menciptakan sosok pribadi yang berkualitas dengan cara melindungi dan mengayomi untuk siap keluar dan berkembang. Bila dirumah sendiri saja sudah terasa tidak nyaman dan tidak harmonis, bagaimana seorang anak bangsa bisa menjadi pribadi yang berkualitas ? Mungkin beberapa bisa melewatinya hingga sukses, tapi bagaimana dengan yang lemah mentalnya ? Lalu ku bandingkan dengan prinsip negaraku, "INDONESIA TANAH AIRKU DAN TUMPAH DARAHKU...". Hmmm... Pantas saja banyak terjadi sengketa tanah didalam negeri sendiri dan tidak jarang terjadi pertumpahan darah. Ini suatu persepsi yang salah dari negeriku. Mungkin negeriku harus mengcopy prinsip negara Singapura bila ingin maju dan yang paling terutama contoh keharmonisannya.

     "Hufth...", hembusan nafasku yang kembalikan kesadaranku dari lamunan. Jujur saja, ada rasa malu dalam diriku lantaran berita ditelevisi tersebut volumenya sangat keras, dan yang jadi masalahnya adalah tentang negaraku.

Langsung saja aku beranjak pergi, muak dengan kebisingan yang mengganggu istirahatku.

By : E.S — di Changi International Airport , Singapore

Kisah Sedih Di Selokan

Kisah Sedih Di Selokan

oleh Kaka Setiawan pada 8 Januari 2012 pukul 23:20
Lagi duduk-duduk..
Mata udah ngantuk..
Kepala ngangguk-ngangguk..
Kaya orang lagi mabuk..

Mendingan pulang..
Daripada begadang..
Mending dapat uang..
Yang ada tepar di sudut gang...

Sewaktu berjalan pulang..
Kepalaku pusing bukan kepalang..
Jalanku sempoyongan..
Mataku meleng, jadi salah jalan..

Ke kanan ke kiri..
Tabrak sana tabrak sini..
Akhirnya kecebur got..
Aku kaget, langsung melotot...

Aku sadar..
Aku di selokan..
Aku nyasar..
Oh sungguh kasihan...

Malu aku malu..
Pada tikus got..
Yang berjalan dipinggir..
Menatapku curiga..
Seakan penuh tanya..
Sedang apa disini..

"menunggu pacar...", jawabku.

Reff : Sungguh aneh tapi nyata..
Takkan terlupa..
Kisah sedih di selokan..
Dengan si tikus..
Tiada kisah paling sedih..
Kisah aku yang sangat pedih..
Tiada kisah paling tragis..
Kisah aku yang sangat miris...

By : E.S