Trik Jitu Jika Ditilang "Ala Bang Indra"
Ketika rambu melototkan mata merahnya, seluruh kendaraan berhenti di garis mati, begitu juga dengan diriku yang mengendarai motor butut bersama keluargaku, sekali lagi "keluargaku tercinta". Tak berapa lama berhenti, tiba-tiba polantas mendekatiku sambil memerintahku, "Mas, tolong menepi". Aku pun menurut. Akh.. Aku lupa, setelah ku tengok anak dan istriku, ternyata hanya aku saja yang menggunakan helm. "ada apa ya Pak ?", tanyaku berpura-pura bodoh.
"tolong keluarkan SIM (Surat Izin Mengemudi) kamu..."
"wah Pak, saya lupa bawa...", menepuk kening, upayaku berakting.
"wah ini pelanggaran berat, harus segera ditindak..."
"yaudah deh pak, bawa saja motor saya. Nanti saya tebus dipengadilan...", pasrahku.
Setelah beberapa detik dia terdiam sambil melirik-lirik motorku, entah berfikir atau memang loadingnya yang lama, akhirnya dia menjawab, "akh, saya malu bawa-bawa motor butut ini...", tandasnya. "ehhemm..ehhemm..assemm.. Mulut kering nih...", usahanya memberikan kode kepadaku. Aku yang tahu apa maksudnya, sengaja untuk berpura-pura polos. "Bapak haus ?"
"masa ga tau, yaudahlah kita damai aja..."
"0..terima kasih ya Pak. Berarti kita boleh pulang nih ?"
"ennak aja, 80ribulah damainya...", ujarnya.
"wah Pak, saya cuma ada 20ribu. Nah, gini aja Pak; 5ribu buat Bapak, 10ribu buat ongkos istri saya dan anak saya, dan 5ribunya lagi buat saya. Haha... Adil kan Pak ?", usulku yang bernada ingin membodohi.
"enak aja, mana cukup 5ribu, buat beli rokok sebungkus aja kurang...", ganasnya.
"wah..yaudah deh Pak, kalo ga mau 5ribu mendingan Bapak bawa aja motor saya yang butut itu. Atau saya belikan rokok 1 bungkus aja ya ?", usulku yang pasrah.
"hmmm(berfikir sejenak)... Yaudah belikan saja 1 bungkus rokok. Cepat..."
"oke..."
***
# Di Warung
"Mba, beli rokok sampoerna mild 5 bungkus, air mineral 3 botol, roti 5, sama gorengan 5ribu. Saya disuruh Bapak polantas itu. Katanya nanti sore dia yang bayar...", ucapku sambil menunjuk Polantas yang mencoba mempermainkanku, dan anehnya dia melambaikan tangan seolah dia mengerti yang kuucapkan.
"haha... Buaya di kadalin...", bisikku sambil tersenyum menahan gelitik tawa.
"nih rokoknya Pak, kita boleh pulang kan ?", tanyaku sambil menyerahkan 1 bungkus rokok.
"oke..makasih ya. Lho, bungkusan apa itu ?", curiganya melihat belanjaanku tadi di warung.
"0h..Ini tadi nemu Pak dibangku sana, jadi saya ambil, lumayan Pak masih bisa dikonsumsi..hehe...", alasanku yang mengada-ngada.
"0h..yaudah kamu cepat pergi...", dia tersenyum sambil berbisik, "lumayan".
***
# Di Motor Tungganganku
Setelah jauh dari polantas itu, aku menceritakan semuanya kepada istriku, dan dia tertawa terpingkal-pingkal mendengar suaminya berakting layaknya orang bodoh yang membodohi yang lebih bodoh. "ah parah kamu Mas Indra, masa polantas sudah baik seperti itu masih saja kamu tipu...", ujar istriku.
"Biarin Mah, nanti sore juga Mba-Mba penjaga warung bakal nagih hutang sama dia...hahaha... Orang-orang kaya dia memang harus dikasih pelajaran...", ujarku...
By : E.S
0 komentar:
Posting Komentar